Selasa, 25 Oktober 2016

Prol Tape Keju





Bedanya Peuyeum Bandung

.....
peuyeum bandung kamashur
pangaosna teu luhur
kusadaya kagaleuh 
sepuh jeung murangkalih
mangga cobian bilih panasaran
peuyeum ti Bandung
.....

Kutipan lagu Peuyeum Bandung by Nining Meida.  Anak muda jaman sekarang, suka ga ya lagu-lagu pop sunda? Atau malah tidak kenal. Btw,  seperti judulnya ini mau ngobrolin oleh-oleh dari Bandung yang ngehits, peuyeum. Kalau di Bandung disebut peuyeum orang luar Bandung bilang tape. 

Ke Bandung tidak nyicipin peuyeumnya rugi lho kecuali teman memang tidak suka peuyeum. Kenapa rugi? Karena rasanya enak.  ‘Beda’nya peuyeum Bandung dan peuyeum lain baru saya sadari setelah jadi perantauan. Walaupun di Bogor dan Tangsel  banyak  peuyeum beda rasanya sama peuyeum bandung. Eit bukan hanya rasanya juga penampakan dan teksturnya. Kalau peuyeum yang saya lihat di pasar atau dijajakan abang-abang di sini, penampakannya kekuningan dan terlihat lembek. Kalau peuyeum Pasar Simpang Dago yang biasa saya beli, pada peuyeumnya terlihat warna putih dari ragi, warna peuyeumnya (dalamnya) juga tidak terlalu kuning. Teksturnya padat, rasanya asam manis, tidak giung.


Giung itu istilah sunda itu rasa yang manis banget. Kalau peuyeum berasa giung saya curiga, mungkin peuyeum ini yang pernah diberitakan di tv, ditambah pemanis buatan (kalau orang sunda bilang gula biang) makin curiga kalau warna ragi si peuyeum tidak nampak putih raginya, warna peuyeum pun kekuningan.

Rekomendasi beli Peuyeum Bandung
Rekomendasi saya untuk teman-teman yang mencari peuyeum di Bandung untuk oleh-oleh, belilah di pasar tradisional, seperti Pasar Simpang Dago. Belinya jangan diatas jam 12, karena biasanya si mang tukang peuyeumnya sudah pulang atau ngiderkeun daganganna.

Saya tidak terlalu merekomendasikan peuyeum gantung (peuyeum yang digantung) karena beberapa kali beli pernah kecele, dari mulai keras tidak matang sampai rasanya aneh. Kalau peuyeum yang dijual di pasar tradisional  fresh karena dibuat sama pedagangnya langsung.

Saya merasa tidak lengkap kalau mudik ke Bandung tapi beli peuyeum, oncom dan tahunya. Nah oncom Bandung juga beda lho, kalau kebanyakan oncom di buat dari sisa atau ampas kacang kedelai oncom Bandung terbuat dari kacang merah.  Jadi strukturnya agak padat dan warnanya kehitaman dan ada merahnya. Ah pokokna mah enak hahaha.

Balik lagi ke peuyeum. Jadi kepanjangan nih dongeng peuyeumnya. Jadi ceritanya pulang ke Bandung bulan lalu sekalian nengok nenek yang sakit, saya membawa peuyeum untuk dijadikan kue karena anak-anak tidak terlalu suka jika dimakan langsung. Kalau biasanya dibuat cake kemarin nyoba bikin prol Tape. Apa bedanya? Bedanya lebih banyak tapenya dan membuatnya lebih simple, tidak dikocok pake mixer.

Bahan
600 g peuyeum
200 g tepung terigu
150 g gula pasir
3 butir telur
200 ml santan
100 g margarin (lelehkan lalu dinginkan)
30 g keju parut
Sejumput garam
Bahan taburan ; keju parut secukupnya


Cara membuat
Haluskan tape dengan sendok atau spatula lalu campurkan dengan gula pasir
Tambahkan tepung terigu. Aduk rata.
Masukkan telur, santan, margarin dan garam. Aduk rata.
Masukkan ke dalam Loyang yang telah diolesi margarin dan tepung terigu.
Panggang di oven (saya pake oven tangkring jadul jadi suhu dikira-kira).
Panggang kurang lebih 30 menit.



1 komentar:

  1. suka peuyeum, dimakan langsung punsuka, seringnya digoreng tepung belum pernah dibuat cake begini, kalo dikukus pun kayanya bisa ya mba

    BalasHapus