Rabu, 04 Desember 2013

Surat untuk Abi

seminggu lalu

“Kenapa?” tanya saya pada Azka yang tiba-tiba menghampiri sambil terisak-isak.
 “Aku kangen Abi (abi adalah panggilan Azka untuk papanya).”
Saya nahan senyum, bisa segitunya ya kangen Abinya sampai nangis xixixi.
“Kan Abinya kerja.” Saat itu sekitar pukul 2 siang.
“Iya tapi aku kangen Abi.”
“Doain aja Abinya pulang dengan selamat ya,” ujar saya yang tiba-tiba jadi khawatir. Khawatir firasat tak baik.
Azka masih terisak. Saya berinisiatif menelpon Abinya. 3 kali ditelpon tidak diangkat.
“Kayaknya Abi lagi meeting. Telpnya gak diangkat terus.”
“Meeting apa, Ma?”
“Meeting itu ngobrol sama bos.”
Isak tangis Azka tidak mereda.

“Nanti kita coba telpon lagi ya.” Azka mengusap air matanya. Saya duduk tak jauh darinya sambil membaca buku. Azka tengah memegang selembar kertas dan pensil.

Sesekali Azka menginterupsi dengan bertanya,”Ma, nulis ‘ngen’ gimana?”. “Ma, nulis ‘nya’ gimana?” dan pertanyaan soal cara menulis lain yang saya lupa. Tangisnya sudah reda.

Akhir – akhir ini Azka suka menulis tanpa saya minta, terhitung sejak ikut les baca tulis di sekolahnya sebagai persiapan masuk sd, bulan lalu. Menulis apa saja. Dari nama semua anggota keluarga, nama teman atau kalimat-kalimat pendek sambil bertanya bagaimana menulis ini itu. Tulisan itu kadang dilengkapi  gambar.

Menjelang sore saat saya keluar rumah saya lihat ada kertas menempel di samping pintu.







hari ini
Ini surat kedua yang ditulis Azka. Surat ini dibuat Azka beberapa saat setelah saya memarahinya karena mengganggu adiknya sampai tidak jadi tidur siang. Surat itupun dibuat tanpa sepengetahuan saya. Azka hanya sesekali bertanya,”Ma, nulis ‘ng’ gimana? “Nulis.....gimana?”
Dan sorenya sudah menempel di samping pintu rumah plus foto dirinya dan Abi yang di bungkus dalam lipatan kertas.





Emaknya langsung geer bin narsis seraya mengklaim,”Ini pasti menurun dari emaknya.” hahaha
Btw, so sweet amat sich Azka.

1 komentar:

  1. hihi...lucu mba anaknya...anak sy dl wkt kcl jg sering kasih surat tp sebelum suratnya dibaca dia bilang...suratnya dibacanya klo aku sdh berangkat sekolah ya...hihi mgkn dia malu...hihi

    BalasHapus