Tampilkan postingan dengan label being mom. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label being mom. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 April 2015

Mengajak si kecil menJelajah Rasa

Memasak bersama si kecil
Momen memasak khususnya praktik membuat kue selalu membawa kesan tersendiri untuk saya. Bisa di bilang saya pemula di dunia dapur, baru mulai praktik beragam macam kue dan masakan  sejak memutuskan kerja di rumah. Alasan ingin bisa masak simple, ingin membuat keluarga senang dan sehat dengan cara hemat, singkatnya memasak adalah salah satu bentuk Curahatan Rasa sayang saya untuk keluarga.

Saya  selalu melibatkan anak-anak saat memasak terutama saat membuat kue, karena itu cara mengisi waktu mereka dengan bermain sambil belajar. Mereka pun sangat senang dan antusias. Tapi saya bukan mama sempurna dan super sabar, jadi walaupun tahu resikonya melibatkan anak-anak  jadi  berantakan dan  kotor,  kadang mengeluh capek dan kesal. 

Pelan-pelan, De

Minggu, 15 Februari 2015

(yang) Harus di bawa saat bepergian dengan Anak-anak

Saya dan suami sepakat, meminimalkan penggunaan gadget untuk anak-anak saat di perjalanan, kami memberikan gadget (untuk games) jika terpaksa misal karena terjebak macet dan anak-anak mulai rewel karena bosan dan kelelahan.

Untuk itu biasanya kami meminta mereka membawa serta mainan, buku, alat tulis atau apapun yang mereka sukai untuk 'teman'selama perjalanan walaupun sekedar pergi ke toko buku atau belanja bulanan ke supermarket.

Selain benda di atas ada benda yang wajib di bawa kedua si kecil kami yaitu bantal peot. 



Selasa, 02 Desember 2014

Mango Muffin


Salah satu ide mengajak main si kecil, karena jadwal nonton sudah selesai dan menolak di bacakan buku, di suruh main mobil-mobilan juga ga mau dan merajuk minta nonton lagi, semenatra teman main yaitu kakaknya sekolah, jadilah mengajaknya bikin kue. dan in biasanya cukup efektif, entah suka mencampur-campurnya atau mencicipi semua bahan. 

Percobaan ketiga bikin muffin, kali ini mango muffin, sesuai judulnya jadi muffin ini menambahkan mangga sebagai campurannya.

Kebetulan juga lagi musim buah mangga, buah favorit Khalifah, jadi selalu ada stok selama musim mangga, mumpung murah juga hehhe.

Resep saya ambil dari buku seri makanan favorit penerbit gramedia, penulisnya Ambarini.

Berikut resepnya;

Bahan;
375 g tepung terigu
2 1/2 sdt baking powder
1/2 sdt garam
100 g coklat putih, potong dadu kecil
150 g mangga arum manis, potong dadu kecil
2 butir telur
300 cc susu
125 g gula pasir (kalau saya di kurangi karena udah manis dari coklat dan gak suka terlalu manis)
150 g mentega cairkan



Cara membuat;
1. Ayak tepung terigu, baking powder dalam baskom. masukkan garam dan campur rata.
2. masukkan coklat putih dan mangga, aduk. buat kawah di tengahnya.
3. Campurkan terigu, gula pasir, susu dan mentega hingga rata. Tuang ke dalam kawah terigu aduk asal tercampur saja.
4. Siapkan cetakan muffin yang sudah di olesi margarin
5. Panggang dalam oven 15-20 menit. angkat.


Hasilnya kurang ngembang ;( . Analisa saya ini karena potongan mangga dan coklatnya kebesaran, bobot adonan otomatis nambah jadi pengembang kurang mampu membuat adonan ngembang saat di oven.

Sabtu, 06 September 2014

Mengadopsi HS

Pertama kali kenal Home Schooling (HS) melalui tulisan-tulisan teman di blog multiply tahun 2008 an (sekarang udah ga ada multiply) dan langsung tertarik tapi tidak untuk melakoninya (memilih HS) karena merasa berat. Berat karena merasa tak mampu dan ego. Ego ingin memiliki waktu luang untuk diri sendiri. Gak HS aja rempong apalagi HS – bukan tipikal mama yang baik dan belum siap total heuheu.

HS membuka mata saya mengenai konsep setiap saat, apapun bentuknya, seorang anak belajar. Saya mulai belajar, melalui waktu bersama si kecil dengan kesadaran penuh. Emang selama ini ga sadar? Ya, begitulah, saya lebih banyak membiarkan semuanya mengalir tanpa dipikirkan.


Contoh kecil, 

Senin, 11 November 2013

Dua Tahun Khalifah Ahsan E

Dear my Son khalifah Ahsan,

Hari ini usiamu tepat 2 tahun, pas musim buah mangga J. Ada hubungannya, karena mama baru tahu kalau Khalif suka sekali buah mangga. Ya, mama memang jarang beliin Khalif buah mangga karena kalau lagi gak musim jarang ada di pasar atau supermarket. Satu buah untuk sekali makan masih kurang kalau gak mama paksa stop.

Dua tahun dan kamu makin ceriwis. Bisa dibilang ini milistone yang paling menonjol, kemampuan bicaramu; jelas alis tidak cadel dan diucapkan dalam kalimat cukup terstruktur untuk anak seusiamu. keceriwisanmu, membuat kami gemas sekaligus haru.  Haru, karena begitu besar nikmat yang Allah swt berikan melaluimu.
Mama suka agak geer, bukan tidak mungkin  kecerdasan linguistikmu ini karena mama  suka baca buku dan ngebolog (nulis) hehehe

Senin, 09 September 2013

Baking with Love

catatan april 2013

Walaupun tidak suka berlama-lama berkutat di dapur tapi saya gampang tergoda untuk membeli beragam peralatan  dan buku resep kue, terlebih jika sedang diskon, bisa kalap. Tak heran jika peralatan kue saya cukup lengkap, loyang beragam ukuran,  cetakan biskuit, muffin, kue lumpur, kue pukis, bahkan loyang martabak manis berukuran mini  yang terbuat besi cor  seperti loyang milik pedagang martabak sungguhan.
Soal mempraktikannya sebulan sekalipun tidak.  Kue jagoan saya hanya dua brownies kukus dan bolu tape. Karena gampang dan praktis membuatnya. Untuk segala kesempatan saya mempraktikan kue ini. Acara arisan ibu-ibu rt, menyambut orangtua, mertua, saudara yang berkunjung  atau  teman yang berkunjung ke rumah.

Suatu hari Azka merengek untuk dibuatkan Rainbow Cake.

Minggu, 16 Juni 2013

Ritual Pagi

Jam bangun pagi kedua anak saya, Azka Zahra (5 thn 2 bulan) dan Khalif (1.5 thn) hampir selalu bersamaan dengan saya,  kadang malah mereka yang lebih dulu bangun. Bukan karena saya bangun siang lho tapi mereka yang bangun lebih pagi dari kebanyakan anak seusianya. Seperti beberapa hari lalu, saya terbangun karena Khalif memanggil-manggil. “Ma! Mama!” Dengan mata setengah terpejam saya menjawab ya. Tak lama terdengar teriakan Azka,”Mama, bangun nanti dedenya jatuh,” seketika saya bangun dan  menangkap Khalif yang tengah berdiri di  tempat tidur dan melempar  senyum sambil berkata,”Mama!”
Khalif merengek saat dilepaskan dari gendongan untuk mandi. Karena rengekannya  suasana pagi yang sebetulnya biasa menjadi luar biasa karena saya menjadi panik dan merasa riweuh. Ya, menginjak usia 10 bulan Khalif mulai mengerti mamanya  akan  pergi bekerja dan dia menangis ketika saya pergi bekerja.