Saya dan suami sepakat,
meminimalkan penggunaan gadget untuk anak-anak saat di perjalanan, kami
memberikan gadget (untuk games) jika terpaksa misal karena terjebak macet dan
anak-anak mulai rewel karena bosan dan kelelahan.
Untuk itu biasanya kami
meminta mereka membawa serta mainan, buku, alat tulis atau apapun yang mereka
sukai untuk 'teman'selama perjalanan walaupun sekedar pergi ke toko buku atau belanja bulanan ke supermarket.
Selain benda di atas ada benda yang wajib di bawa kedua si kecil kami yaitu bantal peot.
Bantal Peot
Peot (bahasa sunda) jika diartikan dalam bahasa Indonesia tidak kencang. dan seperti itulah kondisi bantal anak-anak. Kalau di tidurin terasa tak memakai bantal saking peotnya, menurut saya. Bantal ini di bawa Ibu saya dari Bandung saat Azka bayi, karena menurut Ibu lembut untuk kepala bayi. Tapi ternyata keterusan di pakai Azka namun seiring usia bantal ini tidak di gunakan Azka untuk tidur tapi hanya di peluk atau di pegang-pegang saat mau tidur.
Ibu saya melakukan hal serupa pada Khalifah. Untungnya Ibu punya beberapa bantal peot. Sebenarnya itu bantal-bantal tua, yang sudah berulang kali di ganti sarung kapuknya dan kapuknya pun sudah berkurang jauh dari jumlah asalnya karena sobek dan tercecer. Karena Ibu rajin menjemur bantal dan guling jadinya tetap awet. Kini, bantal berisi kapuk sudah langka di pasaran, kalaupun ada biasanya harganya lebih mahal.
Entah karena meniru kakaknya atau karena kebiasaan, Khalif jadi suka bantal peot juga. Karena di perjalanan keduanya suka tertidur (dalam perjalanan pulang) jadilah bantal peot harus di bawa.
Untuk urusan bantal peot saya tidak perlu mengingatkan Azka karena benda yang pertama kali diingat Azka dan di bawa masuk ke dalam kendaraan jika akan pergi.
Selain benda di atas ada benda yang wajib di bawa kedua si kecil kami yaitu bantal peot.
Bantal Peot
Peot (bahasa sunda) jika diartikan dalam bahasa Indonesia tidak kencang. dan seperti itulah kondisi bantal anak-anak. Kalau di tidurin terasa tak memakai bantal saking peotnya, menurut saya. Bantal ini di bawa Ibu saya dari Bandung saat Azka bayi, karena menurut Ibu lembut untuk kepala bayi. Tapi ternyata keterusan di pakai Azka namun seiring usia bantal ini tidak di gunakan Azka untuk tidur tapi hanya di peluk atau di pegang-pegang saat mau tidur.
Ibu saya melakukan hal serupa pada Khalifah. Untungnya Ibu punya beberapa bantal peot. Sebenarnya itu bantal-bantal tua, yang sudah berulang kali di ganti sarung kapuknya dan kapuknya pun sudah berkurang jauh dari jumlah asalnya karena sobek dan tercecer. Karena Ibu rajin menjemur bantal dan guling jadinya tetap awet. Kini, bantal berisi kapuk sudah langka di pasaran, kalaupun ada biasanya harganya lebih mahal.
Entah karena meniru kakaknya atau karena kebiasaan, Khalif jadi suka bantal peot juga. Karena di perjalanan keduanya suka tertidur (dalam perjalanan pulang) jadilah bantal peot harus di bawa.
Untuk urusan bantal peot saya tidak perlu mengingatkan Azka karena benda yang pertama kali diingat Azka dan di bawa masuk ke dalam kendaraan jika akan pergi.
saking peotnya jadi bisa dilipat lipat |
Mama
wajib bawa
Sedangkan saya sendiri,
selain barang pribadi seperti dompet, handphone, mukena, bedak dan lipstik, juga membawa ‘peralatan’ khas
ibu-ibu beranak balita.
Berikut adalah barang - barang yang selalu saya bawa
Baju
ganti
Awalnya saya hanya
membawa baju ganti untuk Khalifah dengan pertimbangan bajunya mudah kotor karena
makan atau main di playground. Kebiasaan
membawa baju ganti itu saya lakukan juga saat usia Azka masih batita, seiring
bertambah usia Azka, saya tidak membawa baju ganti jika sekedar pergi ke tokbuk
atau mall. Sampai ada sebuah kejadian
yang membuat saya membawa baju ganti juga untuk Azka sampai sekarang, yaitu
Azka pipis di celana karena antrian di toilet panjang – sebelumnya Azka menahan
pipis karena keasikan bermain.
Kebiasaan itu ternyata
membawa banyak keuntungan dan lepas dari rasa panik lho. Misal saat kami pergi
ke tempat temannya suami dan anak-anak pecicilan di bawah gerimis (dengan alasan
mengambil ini itu padahal memang ingin main hujan-hujanan) saya tak khawatir baju
mereka basah karena membawa baju ganti.
Tak khawatir anak
berguling-guling di playground, tak
khawatir baju anak basah abis wudhu untuk ikut sholat, tak khawatir khalifah
makan es krimnya belepoton sampai baju.
Selain itu, Abinya
anak-anak sering punya rencana dadakan jika kita tengah di perjalanan. Misal
dari kunjungan silaturahmi ke rumah temannya di Parung tanpa rencana mengajak
ke kolam pemandian air panas Ciseeng, untuk handuk gampang tinggal beli di
minimarket, baju? Atau saat kami ke
Anyer, niatnya pergi pagi pulang habis magrib, sampai di sana suami mendadak mengajak
menginap.
Tissu
basah, tissu kering dan sapu tangan handuk
Antisipasi untuk segala
macam keperluan dari membersihkan tangan, pipis dan pub (banyak mall di Jakarta
bertoilet kering), wajah atau tangan si kecil yang belepotan sehabis makan atau
main di playground.
Hand
cleaner
Untuk membersihkan
tangan.
Sisir
dan karet
Spesial di bawa untuk
Azka, karena gerakannya aktif, rambut dan ikatannya gampang kusut.
Minyak
kayu putih
Antisipasi masuk angin
atau untuk sekedar menghangatkan tubuh.
Air
mineral
Pilihan membeli air mineral di minimarket atau tempat tujuan, tidak selalu praktis untuk saya, karena pernah kejadian saat kendaraan sudah masuk tol kota si kecil merengek minta minum. Jadi untuk antisipasi kejadian serupa saya selalu membawa air mineral dari rumah masing-masing satu gelas tup*****, sisanya membeli.
Cemilan
(optional)
Jika ada stok cemilan
di rumah saya selalu membawanya.
Kantung kresek
Untuk segala keperluan darurat dari pakaian kotor, cadangan untuk sampah (jika di tempat tujuan tidak ketemu tempat sampah), bisa juga untuk cadangan jika si kecil masuk angin dan muntah.
Rempong? Nggak donk karena semua bawaan itu muat dalam tas kecuali air mineral dan mainan anak-anak yang biasanya saya tinggalkan di kendaraan.
noted :699 kata
Tulisan ini diikutsertakan dalam "1st GA - Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan"
Kantung kresek
Untuk segala keperluan darurat dari pakaian kotor, cadangan untuk sampah (jika di tempat tujuan tidak ketemu tempat sampah), bisa juga untuk cadangan jika si kecil masuk angin dan muntah.
Rempong? Nggak donk karena semua bawaan itu muat dalam tas kecuali air mineral dan mainan anak-anak yang biasanya saya tinggalkan di kendaraan.
noted :699 kata
Tulisan ini diikutsertakan dalam "1st GA - Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan"
kalau saya, baju ganti dan mukena, selalu tersedia di mobil, jd kalau lupa bawa (soalnya saya pelupa hihihi) ga akan panik :D
BalasHapusbawaan kita kurang lebih sama mak...kalo aku yang gak boleh ketinggalan minuman anti masuk angin ;)
BalasHapuswah lengkap banget bu..
BalasHapusAku kalo bepergian jarang bawa pembersih tangan, air mineral dan cemilan karena males kebanyakan barang biar beli di jalan aja XD
BalasHapusTraveling bawa anak2 emang rempong ya mak..banyak bgt yg harus dibawa tp semua barang itu membantu banget selama traveling
BalasHapusGood luck ngontesnya ^^
lumayan banyak ya bawaannya hehe
BalasHapusWow lengkap banget.. Boleh nih dijadiin referensi :)
BalasHapusBawaan emak-emak rata-rata sama
BalasHapusSaya juga kalau jalan-jalan berusaha zero gadget. Tapi, tetap bawa untuk jaga-jaga kalau ada kejadian, misalnya dijalanan macet banget :)
BalasHapusKalau jalan - jalan, mending memang menikmati jalan - jalannya daripada mainan gadget :D
BalasHapus