“Ma, boleh gak aku nonton satu
kali lagi?” maksudnya nonton satu serial film kartun lagi yang durasinya
setengah jam.
“Boleh tapi jam menonton sore di
kurangi. Harus nonton salah satu antara Pororo dan Timmy Time.”
Azka mikir lalu katanya,”Iya dech
aku gak nonton Pororo.”
Satu hari hari pernah mengeluh
beberapa menit setelah tv di matikan.
“Terus aku ngapain kalau gak
boleh nonton?”
“Kan biasanya main masak-masakan,
gambar, bikin origami atau kreasi mister maker. Yuk, bikin kreasi mister
maker,” ajak saya.
“Gak mau bosan.”
Jadi dengan alasan untuk menambah
kegiatan, saya dan Abinya mengajak Azka
ke tempat kursus musik dan bertanya Azka ingin kursus apa?
“Piano.” Sebenarnya ini bukan
jawaban yang saya harapkan lho, mengingat harga piano cukup mahal. Jalan tengahnya Azka kursus orgen. Dan ternyata pilihan itu tidak salah, karena walaupun saya dan
suami tidak bisa main organ ternyata
kami bisa membimbingnya saat latihan di rumah dengan panduan buku les Azka dan
secara tidak langsung kami jadi belajar.
Tidak terasa sudah empat bulan kursus orgen dan Azka mulai interest, bulan-bulan pertama Azka nampak setengah frustasi karena kelima jarinya kanannya tidak bisa digerakkan satu persatu :). Bertepuk tangan sendiri jika berhasil (lancar) memainkan lagu yang sudah diajarkan gurunya.
Well, Azka kalau mama dan abi menetapkan jadwal
latihan setengah jam setiap hari buat latihan sama sekali bukan berniat
menjadikan musisi tapi sebagai bentuk kegiatan mengisi waktu sekaligus mengasah
kecerdasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar