“Ma, bisa gambar kuda gak?” tanya
Azka. akhir –akhir ini Azka sering bertanya hal serupa dengan objek berbeda.
Kemarin tanya bisa gambar orang atau nggak, minggu lalu bertanya bisa gambar
jerapah nggak.
Dan jawaban saya tidak bisa
karena memang tidak bisa. Sedari kecil saya paling males dengan pelajaran
menggambar (kesenian).
“Sini aku ajarin.” Azka menarik
tangan saya hingga kami duduk bersebelahan di depan sebuah buku tulis. Saya
mengurungkan niat menolak melihat Azka begitu antusias.
“Mama, gambar di sini, aku
sebelah sini.” Azka menunjukan lembaran buku setelah memberikan balpoint.
“Gini...gini... sekarang
kupingnya, mama bisa sendiri kan? Matanya, mulutnya....terus kakinya.” saya
menurutin langkah-langkah Azka.
“Azka belajar dari mana gambar
kuda?”
Lega ketika akhirnya gambar
selesai tapi tanpa di duga...
“Sekarang gambar kuda yang lagi
berdiri.” Azka membalik lembaran buku.
Saya mengeluh dalam hati tapi
menuruti keinginan Azka.
“Badannya panjang ke
atas....bla...bla...Mama pernah lihat juga kan kudu berdiri?”
Mama jadi haru mengingat mama
jarang sekali mengajari Azka dengan ekspresi lembut dan tulus. Mama selalu
merasa jadi bos kalau sedang mengajari Azka. Duh, maafkan mama ya Azka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar