Halo mom, nukilan dari The Read Aloud Handbook – by Jim Trelease http://www.trelease-on- reading.com/ yang saya dapat dari web readingbugs, pengetahuan pentingnya membacakan cerita untuk si kecil
Chapter 1: Why Read Aloud?
1. Research di Amerika menunjukkan bahwa kebiasaan membaca akan mengalami penurunan yang sangat drastis seiring dengan bertambahnya usia si anak
2. Sekolah tidak menciptakan apa yang dinamakan ‘lifetime readers’– melainkan menciptakan ’schooltime readers’, yaitu mereka yang membaca hanya agar dapat lulus di sekolah.
3. Di dalam hasil penelitian ‘Becoming a Nation of Readers’ ditemukan dua hal, yaitu:
1. Satu-satunya kegiatan yang paling penting untuk dapat meningkatkan pengetahuan agar seseorang pada akhirnya menjadi gemar membaca adalah melalui kegiatan ‘reading aloud’ yang dilakukan sejak anak-anak.
2. Kegiatan ini harus dilakukan baik di rumah, maupun di sekolah (selama si anak menempuh pendidikan sekolah)
4. Mengapa ‘Reading aloud’ merupakan suatu kegiatan yang teramat penting:
1. Semakin banyak anda membaca, semakin baik anda dalam melakukannya.
Semakin baik anda melakukannya, maka Anda akan semakin menyukai
kegiatan membaca itu sendiri. Pada akhirnya, Anda akan semakin sering
membaca.
2. Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak Anda tahu; dan semakin
banyak Anda tahu, semakin pintar lah Anda.
5. Yang penting untuk diingat adalah kita perlu menanamkan minat membaca. Dan ini akan lebih mudah dilakukan saat seseorang masih belia (anak2) dibandingkan saat ia sudah dewasa.
Mengapa Reading aloud bisa efektif untuk anak-anak? 1. Saat kita melakukan read aloud dengan anak, maka:
2. Kita mengkondisikan otak si anak untuk mengasosiasikan membaca sebagai suatu kegiatan
yang menyenangkan
3. Menciptakan pengetahuan yang menjadi dasar bagi si anak
4. Membangun koleksi kata (vocabulary)
Memberikan reading role model. Hal ini didasari oleh dua prinsip yang mendasar:
1. Manusia merupakan makhluk yang suka dengan hal2 yang dirasa menyenangkan bagi dirinya (pengalaman membaca itu sendiri, subyek yang dibacakan dan contoh dari orang yang membacakan – seperti di Oprah)
2. Membaca merupakan suatu kemampuan yang didapat dengan dipelajari
3. Finland merupakan negara yang mempunyai pembaca terbaik. Hal ini terkait dengan:
- frekuensi guru membacakan terhadap muridnya
- frekuensi si anak melakukan sustained silent reading
Background Knowledge Anak yang mempunyai dasar pengetahuan akan lebih mudah menangkap informasi dari apa yang ia baca.
1. Saat anak di usia TK, dengan read aloud memungkinkan si anak untuk mempunyai role model. Role model ini memungkinkan si anak untuk mengimitasi perilaku apa yang ditunjukkan oleh si role model.
2. Vocabulary (koleksi kata) yang dimiliki anak akan menentukan seberapa mudah ia memahami apa yang disampaikan di sekolah. Vocabulary dapat dianggap sebagai modal dasar si anak.
Bagaimana mungkin ada anak yang mempunyai vocabulary yang baik dan ada yang tidak?
1. Penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi suatu keluarga tidak menunjukkan adanya perbedaan dalam hal apa yang dikatakan dan dilakukan orangtua terhadap anaknya.
2. Namun, koleksi vocabulary yang dimiliki si anak berbeda. Dimana anak dari keluarga mampu (menengah ke atas) akan mempunyai koleksi vocabulary yang paling banyak.
3. Ini karena kemampuan sosial ekonomi orangtua mempengaruhi pengetahuan yang mereka miliki mengenai apa yang perlu untuk dikatakan dan dilakukan terhadap anaknya.
1. Saat si orangtua berbicara dengan anak
2. Kebiasaan menonton
Mana yang lebih baik, berbicara dengan anak atau membacakan buku kepada si anak?
1. Saat kita berbicara dengan anak, maka kita hanya akan menggunakan vocabulary yang umum
(common Lexicon)
2. Namun saat kita membacakan buku kepada anak, maka kita akan memperkenalkan anak dengan koleksi kata-kata yang jarang ditemui dalam pembicaraan.
3. Koleksi kata inilah yang akan membantu si anak untuk mengenal kata-kata yang ada di buku dan media cetak lainnya.
4. Penelitian lain menunjukkan bahwa, selain orangtua, buku merupakan medium dimana si anak mengetahui bahwa ia dapat memberikan kontribusi yang signifikan di dalam hidupnya. Fiksi merupakan alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan non-fiksi
Salah satu contoh yang pernah diterapkan di sekolah adalah:
1. 10 menit setiap harinya untuk melakukan read aloud
2. 10 menit setiap harinya, sebelum sekolah berakhir, untuk melakukan sustained silent reading
3. Hal yang paling penting yang harus dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya adalah membacakan buku untuk anaknya.
4. Cara ini adalah cara yang paling baik untuk meningkatkan vocabulary si anak dan meningkatkan pemahamannya dalam membaca.
Chapter 2: When to begin (and end) read-aloud
• Bacakan cerita kepada anak dimulai bersamaan waktunya dengan bercakap/ berbicara dengan anak. Baik dilakukan semenjak anak lahir.
Manfaatnya sama seperti kita berbicara kepada mereka
• Bahkan, orang tua membacakan cerita kepada bayi ketika dalam kandungan – membuat bayi mengenal suara orang tua nya dan mulai mengasosiasikan dengan persaan aman dan nyaman dari suara itu.
• Bayangkan, berapa banyak yang bisa didapat manfaatnya dari seorang anak yang gemar melihat, meraba dan berada dilingkungan buku, mengerti kata-kata dan merasa kedekatan dengan yang membacakan.
Pengaruh ‘reading aloud’ kepada anak dengan ‘special need’ Dorothy Butler dalam bukunya Cushla and her book menceritakan orangtua Cushla memulai membacakan cerita ( read aloud ) ketika usia 4 bulan.
• Diusia 9 bulan dia sudah memberi respon kalau melihat buku-buku tertentu dan memberi tanda kepada orang tuanya bahwa itu adalah buku favoritnya. Diusia 5 tahun dia sudah biasa membaca sendiri.
• Apa yang membuat cerita Cushla ini demikian dramatic ? karena Cushla lahir dengan kerusakan chromosome. Sampai usianya yang ke 3 dokter memvonis dia akan tumbuh menjadi anak yang terbelakang. Orang tuanya, ketika melihat respons pertamanya yang baik terhadap buku, menolak, bahkan meningkatkan bacaannya ke 14 buku setiap hari. Diusia yang ke5, psycholog menemukan bahwa IQ nya diatas rata-rata dan tumbuh menjadi abnak yang mampu berdapatasi dengan lingkungan dengan baik.
• Jim Trelease juga menerima surat dari Marcia Thomas, Memphis, Tennessee – mencerita seorang anak down syndrome bernama Jennifer yang diusia 2 bulan terlihat akan buta, tuli dan terbelakang – dengan dibacakan 10 buku setiap hari – diusianya yang ke 4 IQ nya 111.
Harapan ketika memulai membacakan cerita kepada anak
• Dalam paragraph ini diceritakan kasusnya Erin, yang sungguh beruntung mempunya orang tua Linda Kelly & Jim Hasset ). Linda seorang guru yang ketika Erin lahir bertekad untuk read aloud kepada muridnya. Apa yang dia bacakan didalam kelas dan rekomendasikan kepada orang tua murid dia lakukan kepada Erin. Tentunya tidak semua orang tua mempunyai kesempatan yang sama dengan yang dilalukan Linda. Tetapi kalau orang tua mempunyai setengah dari yang dilakukan Linda, semua anak mempunyai masa depan yang lebih cerah.
• Erin tumbuh menjadi anak yang menggemari buku, kemampuan bercakapnya
tumbuh dan mampu berbicara dengan kalimat utuh diusia 24 bulan dan perbendaharaan katanya sudah banyak. Kesemuanya didapat tanpa menggunakan ‘flash card’ atau ‘drill and skill’.
Selamat mencoba...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar