Liburan dadakan super
hemat
Sebelumnya kami
memutuskan tidak ada liburan khusus keluarga tahun ini karena ada beberapa
pengeluaran tak terduga di akhir-akhir tahun 2014 yang cukup menguras dompet.
Untuk membuat anak-anak tetap happy kami hanya akan mengajak mereka berenang ke tempat berenang
yang biasa tiap bulan kami kunjungi. Tapi mendadak di hari H suami berubah
pikiran, dia mengajak kami ke pantai Anyer.
“Ya, Anyer kan deket lagi pula
kita ga nginep, paling telat abis magrib pulang.”
Jadilah kami ke Anyer tanpa
persiapan khusus membawa banyak bekal makanan atau cemilan. Niat untuk ke pasar
dahulu pun di urungkan karena harus berangkat pagi, biar di sananya puas, kata
suami. Akhirnya kami membeli cemilan di sebuah minimarket.
Di rest area kami mampir ke restoran
padang sederhana, membeli beberapa nasi bungkus untuk makan siang di Anyer. Ide
ini sedikit banyak karena kasus rumah makan yang ‘menipu’ harga dan di posting
di jejaring sosial beberapa waktu lalu. Terlebih ini liburan dadakan tanpa
budget heheh
Perjalanan sangat lancar, hanya
dalam waktu 2 jam lebih sedikit kami sampai ke kota Cilegon dan suami kembali berubah pikiran, dia mengajak kita menginap
sehari.
Untunglah saya membawa baju ganti
anak-anak masing-masing dua pasang, tiga dengan yang dipakai, belum termasuk
baju renang, sedangkan saya dan suami hanya satu.
“Gampang beli baju pantai saja
yang mumer.”
Penginapan murah
Berhubung budget kami sangat
terbatas, kami menginap di tempat yang super murah, 300 ribu semalam. Walaupun
murah tetap kriteria utama bersih, nyaman, aman, parkir kendaraan luas dan aman
dan toiletnya bersih berkeramik.
Alhamdulillah, kami menemukan kamar penginapan dengan kriteria itu
letaknya dekat pantai pasir landai tanpa karang pula, tinggal menyebrang.
Ruangannya mirip rumah petak kontrakan gitu. Si pemiliknya memiliki dua deret
penginapan seperti ini, total di jumlah sekitar 8 kamar. Pemiliknya sendiri
menempati rumah utama di depan. Parkir mobil cukup luas, di samping rumah
penginapan kami ada minimarket, jadi bisa di bilang strategis. Sayang, saya
lupa memfotonya.
Saat kami menyimpan semua barang bawaan di kamar
penginapan dan memutuskan pergi ke pantai, jam di pergelangan tangan menunjuk
di angka 11. Panas terik tapi keinginan Azka untuk segera melihat pantai sudah
tidak bisa di bendung. Jadilah kami berpanas-panasan di pantai. Karena tengah
hari pantai relatif sepi.
Petualangan di mulai
Azka terlihat sangat antusias dan asik sendiri dengan
khayalannya, sementara Khalifah masih terlihat ragu-ragu, butuh waktu untuk
menyesuaikan diri. Khalifah masih takut mendekati bibir pantai. Pukul setengah
dua kami pulang ke penginapan, setelah
mandi, maksi dan sholat, istirahat tidur.
Pukul lima kami kembali ke Pantai untuk menyaksikan sunset.
Cuaca sore itu cerah sehingga kami bisa menikmati dan mengabadikan terbenamnya
matahari.
(bukan) anak pantai
Besok paginya kami kembali ke
pantai dengan niat menikmati sunrise tapi sayang cuaca pagi itu mendung.
Berkas-berkas cahaya matahari terhalang gumpalan awan kelabu. Tapi kekecewaan kami tertutupi dengan melihat
deburan ombak yang cukup besar tapi terkendali sehingga memancing Azka untuk
mencoba papan selancar.
Di kunjungan ke tiga ini pula
Khalifah mulai on alias sudah bisa
menikmati ombak. Ehm, ternyata cukup
lama waktu yang dibutuhkan Khalifah
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan asing pantai. Azka dan Khalifah sama-sama menolak ketika
kami ajak pulang, setelah di paksa barulah mau di ikuti permintaan,”Nanti ke
sini lagi ya, Bi. Ya, Ma.”
Insyaallah.
dadakan tapi lancar dan berkesan jalan2nya ya jeng
BalasHapussaya juga sering seperti mbak, awalnya cuma jalan-jalan sama keluarga.. nah dari pada jalan-jalannya tidak ada tujuan, akhirnya buat idenya sambil jalan-jalan, terus sampai dech ke arah tujuan yang menyenangkan bersama keluarga.. :)
BalasHapusseru banget petualangan nya, lautnya indah banget
BalasHapusanyer indah ya mak. rumah saya satu jam saja dari anyer nih mak :)
BalasHapus