Suatu hari 6 bulan lalu
Jam 6 pagi saya mengantarkan Azka
ke sekolah. setelah memakaikan Azka baru menari dan memastikan sudah duduk di barisan antrian untuk di rias saya meninggalkannya,
pulang ke rumah dengan langkah tergesa. Khawatir adiknya Khalif terbangun.
Jarak dari rumah ke sekolah Azka cukup dekat bisa di tempuh dengan jalan kaki.
Hari itu hari perpisahan sekolah
taman kanak-kanak, semua anak naik ke panggung menampilkan kreasi seni, menari
dan menyanyi.
Azka akan tampil menari dengan
beberapa temannya. Azka sangat suka menari, sebelumnya di ajang lomba menari
antar tk seciputat Azka dan temannya-temannya menyandang gelar juara 3. Tak heran
jika hari ini ia pun sangat antusias.
Jam setengah sembilan saya,
abinya dan adiknya ke sekolah untuk menghadiri perpisahan kelas. Kami di sambut
suasana meriah, lagu khas anak-anak, panggung yang hiasi balon dan anak-anak
yang lari ke sana-kemari dengan dandanan cantik dan ganteng, memakai kostum
untuk tampil di panggung.
Acara berlangsung meriah dan
semua orangtua termasuk saya sibuk foto-foto. Acara di tutup dengan pengumuman siswa-siswi
berprestasi dan salaman antara guru, para siswa dan orangtua.
Suasana berubah menjadi haru dan
saya tak menyangka Azka pun larut dalam suasana ini. Sepanjang perjalanan
pulang Azka murung waktu kami tanya kenapa dia diam saja. Tapi saya bisa
menebak kesedihannya. Azka sedih karena ini adalah hari terakhir bertemu
teman-teman dan gurunya.
Kami menghibur dan mengatakan di sekolah baru
nanti, Azka ketemu bu guru baru dan memiliki banyak teman baru.
Sampai rumah Azka langsung masuk
kamarnya dan membenamkan dirinya ke tempat tidur. Saat saya lihat matanya
berkaca-kaca.
“Aku sedih karena nanti ga ketemu
bu Wulan lagi.” Bu Wulan adalah wali kelas Azka.
Kata Azka bu Wulan ga pernah
marah.
“Kalau ada anak yang suka ganggu
dan berisik di kelas bu Wulan ga marah?” tanya saya suatu hari.
“Marah tapi ga marah banget kayak
Mama.”
Saya benar-benar tak menduga, perpisahannya
dengan bu Wulan membuatnya sesedih itu terlebih Azka buka tipe anak yang
melankolis alias gampang nangis untuk hal-hal yang berhubungan dengan emosi,
cenderung keras.
Dari beberapa kali pertemuan
dengan bu Wulan, saya menilai bu Wulan tipe bu guru yang pendiam, senyumnya
malu-malu, bicaranya sopan dan halus. Tak heran jika semua murid-murid menyukai
dan menyayanginya.
bu Wulan berkerudung coklat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar