Setelah menonton Rinso Kids Today Project di atas, saya jadi teringat ekspresi Azka Zahra
(6y) putri kami, tiga hari lalu. Waktu
itu dia merengek minta main air banjir. Perumahan kami memang selalu tergenang
banjir setiap kali hujan tapi tak pernah sampai masuk rumah, air itu berasal
dari luapan saluran air. Saya tidak langsung meluruskan permintaanya. Minggu-minggu
pertama kami pindah ke sini, sekitar 10 bulan lalu, kami suka meluruskan
permintaan mereka main air banjir, alasannya biar mereka merasakan sensasinya.
Namun dengan pertimbangan kesehatan, periode itu kami kurangi sampai akhirnya
melarangnya. Kalau pun memberi ijin main
hujan-hujanan tidak di depan rumah, tapi di pekarangan belakang yang berlantai
semen, jadi tidak terkontaminasi air
banjir.
main banjir |
Saya melongokkan badan melalui
daun pintu. Hujan sudah reda, air di
depan rumah sudah menurut tinggal semata kaki.
“Mama, tapi kan aku sudah lama
tidak main banjir? Ya, ma...ya, ma
“Oke, tapi sebentar.”
Seketika mata Azka terbelalak
detik berikutnya berteriak sambil berbalik,”Horee!”
Satu jam berikutnya saya
menggerutui Azka karena ternyata dia tidak sekedar main air, tapi setengah
berenang, setengah badan dan bajunya penuh lumpur. Azka menekuk wajahnya
saat saya menggerutuinya.
Saat menonton video dan menuliskan ini, Azka sedang sekolah. Saya
ingin memeluknya dan meminta maaf.
Saya baru sadar jika setiap anak
memiliki wajah ‘bermain’. Ya, saya melihat kebahagian, rasa excited, dan mendengar renyahnya tawa si
kecil saat bermain tapi tak pernah
bersungguh-sungguh berpikir apa sesungguhnya yang ada di benak mereka. Sebesar
apakah kebahagian yang mereka pancarkan di raut wajahnya saat itu. Dan sebesar
apa rasa kecewa dan sakit hatinya jika saat menggerutu atau memarahinya saat
mereka pulang dengan pakaiannya kotor
atau membuat rumah menjadi berantakan.
Saya membuka album foto di komputer, mencari-cari ekspresi wajah
bermain keduanya .
wajah 'bermain' Azka |
wajah 'bermain' Khalif |
Semoga saya selalu diingatkan dan
diberi kesabaran, saat mereka menghampiri dengan wajah 'bermain' namun dalam keadaan kotor atau membuat rumtah
berantakan, bahwa mereka tak sekedar bermain tapi mengecap pengalaman baru, berpetualang
dan belajar. Dan mereka butuh dukungan saya sebagai orangtuanya, karena besok
dan besok dan besok mereka akan ‘berpetualang’ kembali. Playing is the beginning knowledge. Saya ingin melihat wajah 'bermain' mereka setiap hari, sebelum waktu bergegas menarik mereka menjadi dewasa.
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KidsTodayProject Rinso Indonesia
urusan baju kotor serahkan pada ahlinya :) |
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog #KidsTodayProject Rinso Indonesia
Saya juga merasa diingat kan membaca ini..bahwa anak memang dunia nya bermain dengan begitu dia jadi kreatif dan kuat..:) Salam Kenal mak
BalasHapusbetul mak....ternyata butuh kesabaran luas untuk bisa menerima mereka kotor dan membuat rumah berantakan setiap hari heheh
HapusAiiiiir...favorit anak2 selalu
BalasHapussoalnya main air seru dan asik ....
Hapusbagus banget rinaaa ... :)
BalasHapusayo ikutan trid....
Hapushihi iya ya, kadang kita suka ga merhatiin excitednya anak kita :)
BalasHapusmulai sekarang beneran mau perhatiin "wajah bermain" aah :))