Baru sempat posting....
Hari Kartini jatuh pada tgl 21
April tapi penyelenggaraan di sekolah Azka diadakan tanggal 17 April karena
hari senin gurunya rapat.
Azka merengek ingin pake baju
daerah Bali.
“Memang tahu baju Bali seperti
apa?”
“Tahu, yang pake rambut panjang
segini,”
“Tahu dari mana?”
“Di sekolah tadi aku lihat di
buku.”
Kebetulan di dalam perumahan ada
salon yang selain menyewakan pakaian pengantin juga beragam baju daerah untuk
anak-anak. Sayang pada tanggal 17
pemilik salon sekaligus tukang rias ada agenda menghias di tempat lain jadi
tidak bisa mendandani Azka. Kalau mama yang pasang baju Bali dengan kainnya itu
pasti berantakan, belum makein rambut palsunya. Jadi dengan alasan simpel
dipilihkan baju kebaya.
Baju di pinjam tiga hari sebelum
hari H dan setiap pulang sekolah, Azka memakai kebaya lengkap dengan selopnya
untuk main kesana-kemari. Hal baru untuknya.
Saat hari H sedikit nyesal karena memilih kebaya, kesannya terlalu
biasa untuk sebuah kenang-kenangan kartinian masa kecil.
Bukan apa-apa, berpakaian seperti
ini kan gak setiap waktu dan tahun depan belum tentu di sekolahnya yang baru
mengadakan acara seperti ini. Azka juga nampak sedikit cemburu (saya lihat dari
tatapannya dan sesekali berkata, aku ingin pake baju seperti itu) dengan
pakaian teman-temannya yang rata-rata blink-blink. Maafkan mama ya sayang...
semoga di hari kartini berikutnya bs pakai baju bali :)
BalasHapusamin heheh
BalasHapus