Maksimal dua
kali dalam sebulan kami mengajak putri kami, Azka Zahra (5y) dan Khalifah Ahsan (2y) ke
mall. Pertama, mengajaknya ikut belanja bulanan kebutuhan rumah tangga,
biasanya diakhir bulan. Mengajaknya belanja
bulanan tak lain tak bukan sekalian mengenalkannya pada beragam kebutuhan rumah
tangga. Dan kunjungan kedua di minggu kedua tiap
bulan, khusus mengajaknya bermain di playground mall sekaligus ke toko buku.
naik sapi :) |
Kami mengajak
Azka bermain di playgroud mall untuk pertama kali saat usianya 1 tahun. Ya, sebagai orang tua baru
kami bersuka cita mengenalkan si kecil pada beragam mainan baru di playground mall. Terutama naik
odong-odong, carussel atau kereta api. Suka cita yang kami ungkapkan dalam
jempretan foto dengan beragam pose.
Seiring
bertambah usia Azka Zahra mulai ketagihan dan kerap menagih janji, kapan
giliran main ke mall? Tapi kami tidak
menuruti keinginannya karena kami ingin si kecil mengerti bahwa bermain di playground mall tidak bisa dilakukan
setiap waktu atau setiap akhir pekan. Alasan kedua, tentu saja untuk
penghematan karena untuk bermain di playground
mall kami harus mengeluarkan uang
lebih, bensin, parkir, tol, tiket masuk playground,
jajan dan atau makan siang.
Bermain di mall mengajarinya
berperilaku konsumtif?
Bagi kami pergi ke mall tidak selalu harus belanja, adakalanya murni sekedar mengajak keduanya main di playground mall dan lebih sering memilih makan siang di resto tradisional alias non fast food di luar mall. Tentu saja mereka suka merengek ingin beli ini itu,terutama mainan. Tapi kami kerap
mengulang nasehat pada si kecil Azka
dan Khalif, jika kita ke mall tidak berarti harus makan
siang di sana dan tidak setiap ke mall untuk belanja sesuatu kecuali di toko
buku maka kami memperbolehkannya jika
setiap ke sana membeli buku. Kami pun mengenalkan konsep uang untuk membeli dan
uang yang kami miliki adalah terbatas. Uang
yang kami miliki juga digunakan untuk membeli susu, sekolah dsb. Mungkin
si kecil kurang paham dengan penjelasan kami itu tapi kami yakin seiring waktu
dia akan paham.
Tak jarang kami harus memasang muka tebal saat menolak keinginan mereka. Seiring waktu keduanya mengerti, bahwa
pendirian kami tidak goyah dengan rengekan atau amukannya. Jadi ketika Azka merengek atau meminta
sesuatu dan kami tidak mengabulkannya, Azka akan berkata,”Nanti kalau uang Abi
banyak aku boleh beli ya, Bi.” Atau,”Kalau aku sudah sd (sekolah dasar) aku
boleh beli ya, Ma.”
Atau,”Kalau
sekali boleh ya, Bi, kita makan ayam
goreng di restoran.”
“Iya, kita makan ayam goreng di restoran sebulan sekali.”
“Tapi aku mau
ayam goreng, Bi.”
“Boleh. Mama di
rumah kan masak ayam goreng juga.”
“Tapi ayam goreng mama beda.”
Hal Positif bermain di mall
Saya dan suami,
melihat ada hal positif ketika kami mengajak si kecil ke mall.
1. Sebagai penambah stimulasi motorik kasarnya
mengingat mainan atau area bermain di rumah kami terbatas.
2. Membangun
rasa percaya dirinya. Mengajak si kecil ke mall berarti membiasakannya bertemu
banyak orang yang tidak di kenalnya dan ini melatih rasa percaya dirinya alias
tidak takut dengan orang asing. Namun begitu saya menanamkan sikap harus
berhati-hati terhadap orang yang tidak di kenalnya pada si kecil dan sebab
akibat kenapa jika di mall dia harus mau dipegang mama, abi atau art kami. Kami
pun memberi tahunya kemana dia harus mencari kami jika pegangan tangan lepas,
yaitu tante yang duduk di meja cs atau security berseragam tertentu.
lomba mewarnai di mall |
3. Mengajari si
kecil Azka untuk menahan diri dan disiplin. Ini terkait dengan keinginannya yang tidak kami
turuti. Lambat laun si kecil akan mengerti bahwa tidak semua keinginannya bisa
kami penuhi dan teriak atau
tangisannya tidak akan mengubah pendirian kami.
4. Mengerti
konsep jual beli. Si kecil Azka jadi mengetahui ada uang yang harus di bayar
ketika dia menginginkan sesuatu dan jumlah uang kami terbatas.
5. Dapat memiliah hal penting dan tidak
penting. Si kecil Azka suatu saat akan
mengerti kenapa kami boleh membeli buku setiap ke toko buku tapi tidak boleh
membeli mainan atau jajan setiap kali ke mall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar