Usia Azka 6 bulan ketika mama kembali bekerja. Ada rasa was-was, takut dan khawatir meninggalkannya dengan pekerja rumah tangga (prt) kekhawatiran yang juga dirasakan suami dan Uti (panggilan Azka untuk mama saya yang merupakan kependekan dari eyang putri). Mungkin karena Uti membesarkan kelima anaknya tanpa pembantu alias sebagai working at home mom, jadi Uti mengerti benar kekhawatiran mama. Uti pun menawarkan diri untuk mengasuh Azka dengan syarat, tidak selamanya tinggal di Bogor, sesekali harus tinggal di Bandung karena tidak mungkin mama meninggalkan bapak dan adik-adik yang masih sekolah begitu saja. Syarat yang dengan berat hati kami setujui. Bagaimana pun pilihan ini lebih menenangkan di banding mempercayakan si kecil pada orang lain.
ini adalah foto yang diambil tante Irna dan dikirim via facebook waktu Azka di Bandung.
Jadilah dua minggu Azka di bogor kadang sampai sebulan, bulan atau minggu berikutnya di Bandung. Perasaan saya jauh dari anak? Duh, hampir setiap malam nangis bombay ingat anak. Foto, rekaman video atau telp tidak cukup membayar rasa rindu. Mama pun khawatir Azka tidak dekat dengan mama.
“Ya, nggak mungkin,” kata Uti.”Kan tiap bulan ketemu. Lagi pula anak juga punya feeling mana ibunya mana yang bukan.”
Tapi setiap mama dan Abi berkunjung ke Bandung untuk menjenguk atau sebaliknya Azka pulang ke Bogor, Azka perlu waktu untuk bisa akrab dengan kami, kadang Azka ngumpet di balik badan Uti.
Tapi setiap mama dan Abi berkunjung ke Bandung untuk menjenguk atau sebaliknya Azka pulang ke Bogor, Azka perlu waktu untuk bisa akrab dengan kami, kadang Azka ngumpet di balik badan Uti.
Ini adalah foto-foto saat mama dan Abi mengunjungi Azka di Bandung dua setengah tahun silam. Sepanjang setengah hari itu wajah Azka nampak canggung.
Baru pada usia satu tengah tahun mama dan abi, mau tidak mau mempercayakan Azka pada pengasuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar