Belajar puasa
Hari pertama Azka puasa ‘full’
sampai sore. Sebenarnya gak full banget, karena sekitar jam 11 Azka dengan
sembunyi-sembunyi minum air putih tapi tertangkap basah hehehe. Saya ingatkan
kesalahan itu dan memintanya melanjutkan puasa sampai magrib.
Hari kedua, sebelum jam 10 pagi
Azka sudha merengek minta buka karena melihat adiknya makan. Kami menahan
keinginannya sampai jam 12 siang.
Hari ketiga, Azka puasa ‘full’,
tapi pas adiknya bangun tidur (pagi) Azka mengajak adiknya minum susu kotak
barengan. Waktu saya tegur dengan polos Azka bilang,”Kan tadi pas sahur aku
belum minum susu.”
Hari keempat, Azka puasa sampai
jam 12.
Tarawih
Tahun ini ramadhan pertama untuk
saya tawarih di mesjid, setelah 6 tahun sebelumnya selalu di rumah dengan
alasan jaga anak. giliran mba nya tarawih di mesjid. Tahun ini pun umur Khalif
sudah 2 tahun 8 bulan, sudah mulai mengerti saat di nasehati harus diam dan
tertib walaupun gak 100%. Namanya anak-anak, lihat anak-anak lain tertawa-tawa
dan lari-lari, ikut lari. Suasana mesjid memang sedikit berisik karena banyak
anak-anak.
Mesjid di perumahan ini terdiri
dari dua lantai, tarawih di adakan di lantai 2, tapi sebagian ibu-ibu sholat di
lantai 1 karena sudah tua (gak bisa naik tangga katanya) dan bawa anak,
termasuk saya.
Alasan saya mungkin sama dengan ibu-ibu lain, membawa anak-anak ke mesjid
sekaligus sebagai ajang pembelajaran. Tapi beberapa ibu terlihat sangat
terganggu dengan kehadiran anak-anak, ini membuat saya tak enak hati dan makin
mencereweti kedua si kecil saya untuk duduk manis dan tertib karena ini di
mesjid tempat orang berdoa, tapi biasanya hanya tahan beberapa menit. Tapi
mereka cukup mengerti, tidak teriak-teriak berlebihan.
“Aku ga berisik Ma, jalan aja, mulutnya di tutup,” janji
Azka.
Hari ketiga tawawih di mesjid,
saat tarawih rakaat ke tiga Khalifah berteriak kalau dirinya, dengan panik saya
menyudahi sholat (duh klo pup jatuh ke sajadah mesjid kan rempong, malu sudah
barang tentu) melipat mukena, mukena Azka juga dan setengah berlari mengendong
Khalifah pulang. Untung jarak rumah hanya 500 meter dari mesjid.
Toilet mesjid sedang di renovasi
total, pancuran untuk wudhu pun di pasang darurat.
Saya tidak mengenakan Khalifah
diaper karena sejak bebas diaper beberapa bulan lalu, dia suka menolak saya
pakaikan.
Gagal deh tarawih di mesjid.